
LAPORAN
KEMAJUAN BELAJAR MANDIRI KESATU
Nama
Peserta : M.Taufik
Hidayat,SE
NUPTK :1050756658200043
No
Peserta :17051561510019
Bidang
Studi Sertifikasi : (615)Pemasaran
Sekolah
asal : SMKN 1
Kademangan Kab Blitar
RANGKUMAN
MATERI SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK
KARAKTERISTIK
SISWA
1.
Metode dalam psikologi perkembangan
a.
Longitudinal
b.
Cross sectional
2.
Pendekatan dalam psikologi perkembangan
a.
Perkembangan fisik, motorik, social,
intelektual, emosi, religi dsb
3.
Teori perkembangan
a.
JJ Rousseau
i.
Masa bayi infancy(0-2th)
ii.
Masa anak/chilhood(2-12th)
iii.
Masa remaja awal/pubscence (12-15th)
iv.
Masa remaja/adolescence 15-25th
b.
Stanley Hall
i.
Masa
kanak-kanak / infancy (0-4 tahun)
ii.
Masa
anak / childhood (4-8 tahun)
iii.
Masa
puber / youth 8-12 tahun)
iv.
Masa
remaja / adolescence (12 – dewasa)
c. Robert J. Havigurst
i.
Masa
bayi / infancy (0 – ½ tahun)
ii.
Masa
anak awal / early childhood (2/3 – 5/7 tahun)
iii.
Masa
anak / late childhood (5/7 tahun – pubesen)
iv.
Masa
adolesense awal / early adolescence (pubesen – pubertas_)
v.
Masa
adolescence / late adolescence (pubertas – dewasa)
d. Jean Piaget
i.
Tahap
sensorimotorik (0-2 tahun)
ii.
Tahap
praoperasional (2-4 tahun)
iii.
Tahap
operasional konkrit (7-11 tahun)
iv.
Tahap
operasonal formal (11-15 tahun)
e. Lawrence Kohlberg
i.
Preconventional
moral reasoning
1. Obidience and paunisment orientation
2. Naively egoistic orientation
ii.
Conventional
moral reasoning
1. Good boy orientation
2. Authority and social order maintenance
orientation
iii.
Post
conventional moral reasoning
1. Contranctual legalistic orientation
2. Conscience or principle orientation
f.
Erick
Homburger Erickson
i.
Basic
trust vs mistrust
ii.
Autonomy
vs shame anddoubt
iii.
Initiative
vs guilt
iv.
Industry
vs inferiority
v.
Identity
vs role confusion
vi.
Intimacy
vs isolation
vii.
Generativity
vs stagnation
viii.
Ego
integrity vs despair
BAB II
TEORI BELAJAR
A.
Teori
belajar behavioristik
a.
Teori
Belajar dari Edward Lee Thorndike
(1874 – 1949)
i.
hukum
latihan (law of exercise) dan
ii.
hukum
akibat (law of effect).
iii.
hukum
akibat (law of effect)
i.
Hukum
reaksi bervariasi (law of multiple response)
ii.
Hukum
sikap (law of attitude)
iii.
Hukum
aktivitas berat sebelah (law of
prepotency element)
iv.
Hukum
respon melalui analogi (law of response by analogy)
v.
Hukum
perpindahan asosiasi (law of associative shifting)
b.
Teori
Belajar Pavlov
konsep
pembiasaan (conditioning) memeriksanya, menjelaskannya, atau memberi
feed back terhadap hasil pekerjaannya.
c.
Teori
Belajar Skinner
Burhus Frederic Skinner menyatakan bahwa
ganjaran atau penguatan
mempunyai
peranan yang amat
penting dalam proses
belajar
d.
Teori
belajar Bandura
Bandura mengemukakan bahwa siswa belajar melalui
meniru.
1) Reciprocal determinism
2) Beyond
reinforcement
3) Self-regulation/cognition
B.
Teori
belajar Vygotsky
Ada dua
konsep penting dalam
teori Vygotsky, yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding.
C. Teori Belajar Van Hiele
a) Tahap Visualisasi (Pengenalan)
b) Tahap Analisis (Deskriptif)
c) Tahap Deduksi Formal (Pengurutan atau
Relasional)
d) Tahap Deduksi
e) Tahap Akurasi (tingkat metamatematis atau
keakuratan)
D. Teori Belajar Ausubel
Belajar bermakna
merupakan suatu proses
dikaitkannya informasi baru
pada konsep-konsep yang
relevan yang terdapat
dalam struktur kognitif seseorang

Prinsip-prinsip
dalam teori belajar Ausubel
a.Pengaturan
Awal (advance organizer)
b.Diferensiasi Progresif
c.
Belajar Superordinat.
d.
Penyesuaian Integratif (Rekonsiliasi
Integratif)
E.
Teori
Belajar Bruner
Bruner banyak memberikanpandangan mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana
manusia belajar atau memperoleh
pengetahuan, menyimpan pengetahuan dan mentransformasikan pengetahuan. Dalam mempelajari
manusia, ia menganggap manusia sebagai
pemroses, pemikir, dan pencipta
informasi.
Bruner dalam teorinya menyatakan bahwa belajar
matematika akan lebih berhasil
jika proses pengajaran diarahkan kepada
konsep-konsep dan struktur-struktur
yang termuat dalam pokok bahasan yang
diajarkan, disamping hubungan
yang terkait antar konsep-konsep dan struktur-struktur.
(Bruner,
1960) mengemukakan empat tema
pendidikan, yakni:
(1) Pentingnya arti struktur pengetahuan
(2) Kesiapan (readiness) untuk belajar.
(3) Nilai intuisi dalam
proses pendidikan.
(4) Motivasi
atau keinginan untuk belajar
beserta cara-cara yang dimiliki
para guru untuk merangsang motivasi itu
Belajar sebagai Proses Kognitif
Menurut Bruner
dalam belajar melibatkan tiga
proses yang berlangsung hampir
bersamaan. Ketiga
proses tersebut adalah
(1) memperoleh informasi baru,
(2)transformasi
informasi, dan
(3)
menguji relevan informasi dan ketepatanpengetahuan.
Bruner
menyebut pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kognitif
sebagai
konseptualisme instrumental . Pandangan
ini berpusat pada dua prinsip,
yaitu:
(1)
pengetahuan seseorang tentang alam didasarkan pada model-model
tentang
kenyataan yang dibangunnya
dan
(2)
model-model semacam itu
mula-mula diadopsi dari kebudayaan seseorang, kemudian model-model
itu diadaptasipada kegunaan bagi orang
yang bersangkutan.
Pendewasaan
pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan kognitif seseorang
menurut
Bruner adalah sebagai berikut.
a. Pertumbuhan intelektual ditunjukkan oleh bertambahnya
ketidaktergantungan
respons
dari sifat stimulus.
b. Pertumbuhan intelektual tergantung pada bagaimana seseorang
menginternalisasi
peristiwa-peristiwa menjdi suatu
sistem simpanan (storage
system)
yang sesuai dengan lingkungan.
c. Pertumbuhan intelektual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang
untuk berkata pada
dirinya sendiri atau
pada orang lain, dengan
pertolongan
kata-kata dan simbol-simbol, apa yang telah dilakukan atau apa yang dilakukan
Bruner (1966)
mengemukakan bahwa terdapat
tiga sistem keterampilan untuk
menyatakan
kemampuan-kemampuan secara sempurna. Ketiga sistem
keterampilan
itu adalah yang disebut tiga cara
penyajian (modes of presents),
yaitu:
a. Cara penyajian enaktif
b. Cara penyajian ikonik
c. Cara penyajian simbolik
Menerapkan
Metode Penemuan dalam Pembelajaran
a. Merencanakan materi
pelajaran yang diperlukan
sebagai dasar bagi
para siswa untuk memec ahkan masalah
b. Urutan
pengajaran hendaknya menggunakan cara
penyajian enaktif, ikonik,
kemudian simbolik karena perkembangan intelektual siswa diasumsikan
mengikuti urutan enaktif, ikonik,
kemudian simbolik.
c. Pada saat siswa memecahkan masalah,
guru hendaknya berperan sebagai pembimbing atau tutor
d. Dalam menilai hasil belajar bentuk
tes dapat berupa tes objektif atau tes
esay, karena tujuan-tujuan pembelajaran
tidak dirumuskan secara mendetail.
Tujuan belajar penemuan adalah mempelajari
generalisasi-generalisasi dengan menemukan sendiri generalisasi-generalisasi itu.
DESAIN PEMBELAJARAN
Sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi maka prinsip
pembelajaran
yang digunakan dalam kurikulum 2013
adalah sebagai berikut ini.
1. Pembelajaran memfasilitasi peserta didik untuk mencari tahu;
2. belajar berbasis aneka sumber belajar;
3. pendekatan proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan
ilmiah;
4. pembelajaran berbasis kompetensi;
5. pembelajaran terpadu;
6. pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
7. pembelajaran menuju keterampilan aplikatif;
8. peningkatan dan keseimbangan
antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan
keterampilan
mental (softskills);
9. pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik
sebagai
pembelajar sepanjang hayat;
10. pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso
sung tulodo), membangun kemauan
(ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan
kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani);
11. pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di
masyarakat;
12. pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah
peserta
didik, dan di mana saja adalah kelas;
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan efisiensi dan
efektivitas
pembelajaran; dan
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang
budaya peserta didik.
Sasaran pembelajaran dalam menerapkan kurikulum 2013
mencakup pengembangan ranah
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses
psikologis) yang berbeda.Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui
aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencipta”.Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”
Pendekatan
saintifik (dalam pembelajaran) dan metode saintifik
Dalam
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dinyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan
saintifik terdiri atas lima langkah kegiatan belajar yakni mengamati (observing),
menanya(questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting),
menalar atau mengasosiasi (associating), dan mengomunikasikan (communicating)
Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem-based Learning)
Pembelajaran
Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari (otentik) yang bersifat terbuka (open-ended) untuk
diselesaikan oleh peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir,
keterampilan
menyelesaikan masalah, keterampilan sosial, keterampilan untuk belajar mandiri,
dan membangun atau memperoleh pengetahuan baru
Prinsip-prinsip
PBM adalah sebagai berkut.
a.
Penggunaan masalah nyata (otentik)
b.
Berpusat pada peserta didik (student-centered)
c.
Guru berperan sebagai fasilitator
d.
Kolaborasi antarpeserta didik
e.
Sesuai dengan paham konstruktivisme yang menekankan peserta didik untuk
secara
aktif memperoleh pengetahuannya sendiri
Langkah-Langkah
Pembelajaran Berbasis Masalah
Langkah
1 Klarifikasi
Permasalahan
Guru menyajikan fenomena yang mengandung masalah yang sesuai dengan
kompetensi dasar atau indikator. Bentuknya bisaberupa gambar, teks, video, vignettes,
fenomena riil, dan sebagainya.
Siswa melakukan identifikasi terhadap fenomena yang ditampilkan guru untuk
menemukan masalah dari fenomena yang ditampilkan.
Siswa melakukan klarifikasi terhadap masalah yang ditemukan
Langkah
2 Brainstorming
Siswa mengidentifikasi masalah dan melakukan brainstorming dengan
fasilitasi guru
Guru memfasilitasi siswa untuk mengklarifikasi fakta, konsep, prosedur
dan kaidah dari masalah yang ditemukan.
Siswa melakukan brainstorming dengan cara sharing
information, klarifikasi informasi dan data tentang masalah yang ada,
melakukan peer learning dan bekerjasama (working
together)
Siswa mendapatkan deskripsi dari masalah, apa saja yang perlu
dipelajari untuk menyelesaikan masalah, deskripsi konsep yang sudah dan belum
diketahui, menemukan penyebab masalah,
dan
menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah.
Siswa mengembangkan alternatif penyelesaian masalah
Siswa menyusun dan mengembangkan action plan untuk penyelesaian
masalah
Langkah
3 Pengumpulan Informasi
dan Data
Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data dan informasi terkait dengan
penyelesaian masalah, perpustakaan, web, dan berbagai sumber data yang lain
serta melakukan observasi.
Siswa secara mandiri mengolah hasil pengumpulan informasi/data untuk
dipergunakan sebagai solusi dalam menyelesaikan masalah.
Langkah
4 Berbagi Informasi dan
Berdiskusi untuk Menemukan Solusi Penyelesaian Masalah
Siswa kembali melakukan brainstorming, klarifikasi informasi,konsep
dan data terkait dengan permasalahan yang ada dan menemukan solusinya,
melakukan peer learning dan bekerjasama (working together).
Siswa merumuskan dan menetapkan solusi (pemecahan masalah).
Siswa menyusun laporan hasil diskusi penyelesaian masalah.
Langkah
5 Presentasi Hasil
Penyelesaian Masalah
Siswa mempresentasikan hasil brainstormingnya tentang solusi yang
dikemukakan untuk penyelesaian masalah.
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
Siswa mereviu, menganalisis, mengevaluasi dan refleksi terhadap
pemecahan masalah yang ditawarkan beserta reasoningnya dalam diskusi kelas.
Siswa melakukan perbaikan berdasarkan hasil diskusi.
Langkah
6 Refleksi
Siswa mengemukakan ulasan terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Guru dan siswa memberikan apresiasi atas partisipasi semua pihak.
Guru dan siswa melakukan merefleksi atas kontribusi setiap orang dalam
proses pembelajaran.
Guru dan siswa merayakan.
Langkah-Langkah
Pembelajaran Berbasis Projek
Langkah
-1 Penentuan projek
Guru bersama dengan peserta didik menentukan
tema/topik projek
Langkah
-2 Perancangan langkah-langkah penyelesaian projek
Guru
memfasilitasi Peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan
penyelesaian projek beserta pengelolaannya
Langkah
-3 Penyusunan jadwal pelaksanaan projek
Guru
memberikan pendampingan kepada peserta didik melakukan penjadwalan semua
kegiatan yang telah dirancangnya
Langkah
-4 Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru
Guru
memfasilitasi dan memonitor peserta didik dalam melaksanakan rancangan projek
yang telah dibuat
Langkah
-5 Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek
Guru
memfasilitasi Peserta didik untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil
karya
Langkah
-6 Evaluasi proses dan hasil projek
Guru
dan peserta didik pada akhir proses pembelajaran melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil tugas projek
Lima
Langkah dalam Inquiry/Discovery Learning
1. Merumuskan pertanyaan
Merumuskan
pertanyaan, masalah, atau topik yang akan diselidiki.
2. Merencanakan
Merencanakan
prosedur atau langkah-langkah pengumpulan dan analisis data.
3. Mengumpulkan dan menganalisis data
Kegiatan
mengumpulkan informasi, fakta, maupun data, dilanjutkan dengan kegiatan
menganalisisnya.
4. Menarik simpulan
Menarik
simpulan-simpulan (jawaban atau penjelasan ringkas)
5. Aplikasi dan Tindak lanjut
Menerapkan
hasil dan mengeksplorasi pertanyaan pertanyaan atau permasalahan lanjutan untuk
dicari jawabnya.
MEDIA PEMBELAJARAN
Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan kata jamak dari medium yang berasal dari bahasa latin
yang berarti “antara”yaitu segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber
informasi dan penerima(Smaldino, et al., 2005: 9).
Pendapat lain mengatakan bahwa media diartikan sebagai alat fisik dari
komunikasi
antara lain buku, modul cetak, teks terprogram, komputer, slide/pita
presentasi, film, pita
video, dan sebagainya
(Gagne & Briggs, 1979:
175)
Newby, et al. (2006: 308) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan
pemilihan dan
pengaturan informasi, kegiatan, metode, dan media untuk membantu siswa
mencapai tujuan belajar yang telah direncanakan.
Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan guna mencapai suatu
tujuan pembelajarandidefinisikan sebagai media pembelajaran (Smaldino, et al.,
2005: 9).
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa media pembelajaran juga
dapat berupa cara atau alat untuk berkomunikasi dengan siswa.
Segala sesuatu yang digunakan sebagai penyampai pesan pembelajaran
diidentifikasi sebagaimedia pembelajaran. Dengan kata lain, media
pembelajaran membantu siswa dalam mendapat atau membangun informasi atau
pengetahuan.
2. Macam Media Pembelajaran
Menurut
bentuknya, media
yang digunakan dalam
belajar dan pembelajaran secara umum dibedakan menjadi
media cetak dengan
noncetak serta media audio dengan nonaudio.
Secara lebih spesifik, media dapat berupa antara lain teks, audio, visual, media bergerak,
obyek/media yang dapat dimanipulasi (media manipulatif), dan manusia.
Media teks merupakan jenis media yang paling umum
digunakan. Media ini berupa karakter
huruf dan bilangan yang disajikan dalam buku, poster, tulisan di papan
tulis, dan sejenisnya
(Smaldino, et al., 2005: 9; Newby, et al., 2006: 21).
Media audio meliputi segala sesuatu yang dapat
didengar misalnya suara seseorang, musik,
suara mesin, dan suara-suara lainnya.
Media visual meliputi berbagai bagan, gambar, foto, grafik
baik yang disajikan dalam poster,
papan tulis, buku, dan sebagainya.
Media bergerak merupakan media yang berupa gambar
bergerak misalnya video/film dan
animasi.
Adapun media manipulatif adalah benda tiga dimensi yang dapat
disentuh dan digunakan
dengan tangan oleh siswa.
Manusia juga dapat berperan sebagai media pembelajaran. Siswa dapat belajar
dari guru, siswa yang lain, atau orang lain
Adapun menurut fungsinya, Suherman,
et al. (2001:
200) mengelompokkan media menjadi
dua bagian yaitu:
pembawa informasi (ilmu pengetahuan)
alat untuk menanamkan konsep
3. Pengertian Alat Peraga
alat peraga manipulatif adalah media berupa benda nyata
tiga dimensi yang dapat menggambarkan secara konkret suatu obyek,ide, model,
atau konsep abstrak dan
memungkinkan untuk digerakkan
atau dimanipulasi secara fisik
dalam kaitannya dengan pembentukan konsep bagi penggunanya, dalam hal
ini siswa.
4. Fungsi Media
Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai
pembawa informasi atau pesan dari
sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode
adalah prosedur untuk membantu
siswa dalam menerima dan mengolah informasi atau pesan guna
mencapai tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran menurut Kemp & Dayton
(1985) dapat memenuhi tiga fungsi utama,
yaitu :
a. Memotivasi
b. Menyajikan Informasi
c. Memberikan Instruksi
5. Pola dan Strategi Pemanfaatan Media
Pembelajaran
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengajukan model
perencanaan penggunaan/pemanfaatan media yang efektif dikenal dengan istilah ASSURE. Model ini
menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut.
a. Analyze Learner Characteristics
b. State Objective
c. Select, Modify, or Design Materials
d. Utilize Materials
e. Require Learner
Respon
f. Evaluate
Penggunaan media pembelajaran di dalam proses
belajar mengajar memberikan manfaat
praktis sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
2. Media pembelajaran dapat mengarahkan dan meningkatkan perhatian
anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu:
.
6. Pengembangan Media
Sederhana
Menurut Kemp (1980) dalam mendisain suatu media
sederhana tersebut perlu
diperhatikan beberapa prinsip di bawah ini
a. Kesederhanaan (simplycity)
b. Kesatuan (unity)
c. Penekanan (emphasis)
d. Keseimbangan (balance)
7. Pemilihan Media
Pembelajaran
Dalam pemilihan media Gagne, dkk (1988)
menyarankan perlunya mempertimbangkan
hal-hal berikut.
a.
Variabel Tugas
b.
Variabel Siswa
c.
Lingkungan Belajar
d.
Lingkungan Pengembangan
e.
Ekonomi dan Budaya
f.
Faktor-Faktor Praktis
Pertimbangan yang lebih singkat dalam pemilihan
media adalah:
a.
Tujuan yang ingin dicapai.
b.
b. Kesesuaian media
dengan materi Ajar
c.
Karakteristik Siswa
d.
Gaya belajar siswa
e.
Kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru
dalam menggunakan media pembelajaran
untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.
a. Guru, perlu memiliki pemahaman terhadap media pembelajaran antara
lain jenis dan
manfaat media pembelajaran, criteria memilih dan
menggunakan media pembelajaran,
menggunakan media sebagai alat Bantu mengajar
dan tindak lanjut penggunaan media
dalam proses belajar.
b. Guru harus terampil membuat media pembelajaran sederhana untuk
keperluan
pembelajaran
c. Guru harus mampu menilai keefektifan penggunaan media dalam proses
pembelajaran.
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
Pengertian
RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih.
RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).
Rujukan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah dan Permendikbud No.103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan
Pendidikan Menengah
2. Prinsip Penyusunan RPP
Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual,
bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,
kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
b. Partisipasi aktif peserta didik.
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai
bentuk tulisan.
e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian
umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
f. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. g. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
g. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan
efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
3. Komponen RPP
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan
komponen RPP adalah sebagai
berikut:
a. identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
b. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
c. kelas/semester;
d. materi pokok;
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam
pelajaran yang tersedia dalam silabus
dan KD yang harus dicapai;
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan;
g. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai;
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan
materi pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
l. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
m. penilaian hasil pembelajaran.
4. Format RPP
Mempertimbangkan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2016 Tentang Standar Proses dan Permendikbud
No.103 Tahun 2014 tentang
Pembelajaran padaP endidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, komponen RPP di atas
secara operasional dapat diwujudkan dalam contoh
format RPP berikut ini.
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP...)
Sekolah
:
Mata Pelajaran
:
Kelas/ Semester
:
3
Materi Pokok
:
Alokasi Waktu
:
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar dan
Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran reguler
2. Materi pembelajaran pengayaan
3. Materi pembelajaranp remedial
E. Metode Pembelajaran
F. Media dan Bahan
G. Sumber Belajar
H. Langkah-langkah
Pembelajaran
1. Pertemuan pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
c. Kegiatan Penutup
2. Pertemuan kedua
….
Dst…
I. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Sikap spiritual
b. Sikap sosial
c. Pengetahuan
d. Keterampilan
2.Pembelajaran remedial
3. Pembelajaran pengayaan
PENILAIAN DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN
Berdasarkan
Pasal 1 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015
tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar
dan
Pendidikan Menengah, Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses
pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik
dalam aspek sikap, aspek
pengetahuan,
dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang
dilakukan
untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui
penugasan
dan evaluasi hasil belajar. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan
secara
berkesinambungan.
Berdasarkan
Permendikbud No. 81A tahun 2013 istilah penilaian (assesment) terdiri
dari tiga
kegiatan, yakni pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Ketiga istilah tersebut
memiliki
makna yang berbeda, walaupun memang saling berkaitan. Pengukuran
adalah
kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau
ukuran.
Berdasarkan
Permendikbud No. 53 tahun 2015 penilaian hasil belajar oleh pendidik
adalah
proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta
didik
dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan,
dan
kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis,
selama dan
setelah proses pembelajaran.
Berdasarkan
Permendikbud No. 23 Tahun 2016 Standar Penilaian Pendidikan adalah
kriteria
mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam
penilaian
hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Fungsi
Dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan
fungsinya Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi: formatif, dan sumatif.
Fungsi
Formatif digunakan untuk memperbaiki kekurangan hasil belajar peserta didik
dalam
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan pada setiap kegiatan penilaian selama proses
pembelajaran
dalam satu semester, sesuai dengan prinsip Kurikulum 2013.
Fungsi
Sumatif digunakan untuk menentukan keberhasilan belajar peserta di- dik pada KD
tertentu,
akhir suatu semester, satu tahun pembelajaran, atau masa pendidikan di satuan
pendidikan
Cakupan Aspek
Penilaian Oleh Pendidik
a.
Sikap
Merujuk
pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 dan Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015,
penilaian sikap dilakukan untuk mengetahui tingkat perkem- bangan sikap
spiritual dan sikap sosial siswa. Memperhatikan Permendikbud Nomor 21 Tahun
2016, sikap spiritual yang dimaksud meliputi keimanan dan ketakwaan. Sementara
itu, sikap sosial mencakup kejujuran, kedisiplinan, ke- santunan, kepercayaan
diri, kepedulian (toleransi, kerjasama, dan gotong-ro- yong), dan rasa
tanggung-jawab.
b.
Pengetahuan
Penilaian
pengetahuan dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan ke- cakapan
berfikir
siswa dalam dimensi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, maupun metakognitif. Proses berfikir mengingat, memahami, dan menerapkan dikategorikan sebagai kecakapan berfikir tingkat rendah
(Lower Order Thinking Skills) sementara menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta dikelompokkan kecakapan berfikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking
Skills).
c.
Keterampilan
Penilaian
keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemam- puan peserta
didik
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks
sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek,dan penilaian
portofolio.
Pendekatan Penilaian
Penilaian seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan,
yaitu assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran), assessment for
learning (penilaian untuk pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian
sebagai pembelajaran).
Prinsip Penilaian
Penilaian harus memberikan hasil yang dapat diterima oleh
semua pihak, baik yang dinilai, yang menilai, maupun pihak lain yang akan
menggunakan hasil penilaian tersebut. Hasil
penilaian akan akurat bila instrumen yang digunakan untuk
menilai, proses penilaian, analisis
hasil penilaian, dan objektivitas penilai dapat dipertanggungjawabkan.
a. Sahih
b. Objektif
c. Adil
d. Terpadu
e. Terbuka
f. Menyeluruh
dan berkesinambungan
g. Sistematis
h. Beracuan kriteria
i. Akuntabel
Teknik Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi atau
teknik lainnya yang relevan,
Teknik penilaian
observasi dapat menggunakan instrumen
berupa lembar observasi, atau
buku jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal). Teknik
penilaian lain yang dapat digunakan
adalah penilaian diri dan penilaian antar teman.
Penilaian
pengetahuan dilakukan dengan
berbagai teknik.Teknik yang biasa
digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Hasil penilaian
pencapaian pengetahuan oleh pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/ atau
deskripsi
Penilaian keterampilan
dapat dilakukan
dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik,
penilaian produk, penilaian proyek,
dan penilaian portofolio. Hasil penilaian pencapaian
keterampilan oleh pendidik
di- sampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
Prosedur Penilaian
Hasil Belajar Oleh Pendidik
a. Penyusunan
Rencana Penilaian, yang meliputi: 1) menetapkan
tujuan pe- nilaian dengan
mengacu pada RPP yang
telah disusun, 2) menyusun kisi-ki- si penilaian, 3) membuat instrumen
penilaian berikut pedoman penilaian, dan 4) melakukan analisis kualitas
instrumen;
b. Pelaksanaan
Penilaian;
c. Pengolahan,
Analisis, dan Interpretasi hasil penilaian;
d. Pelaporan,
dan Pemanfaatan hasil penilaian
Materi yang sulit dikuasai
Menurut teori Havigurst,
menyusun tahap-tahap perkembangan menjadi
lima tahap berdasarkan problema yang harus dipecahkan dalam setiap
fase, dalam perkembangan, anak melewati delapan tahap
perkembangan (developmental stages) Aada sepuluh tugas perkembangan
yang harus dikuasai anak pada setiap fase, yaitu:
1) Ketergantungan – kemandirian
2) Memberi – menerima kasih saying
3) Hubungan social
4) Perkembangan kata hati
5) Peran biososio dan psikologis
6) Penyesuaian dengan perubahan badan
7) Penguasaan perubahan badan dan motorik
8) Memahai dan mengendalikan lingkungan fisik
9) Pengembangan kemampuan konseptual dan
sistem symbol
10) Kemampuan meolihat hubungan denganh alam
semesta
REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PTK
1. Kegiatan Refleksi dalam
Pembelajaran
Dalam setiap kegiatan pembelajaran guru seharusnya memulai
dari (1) kegiatan
menyusun perencanaan, kemudian (2) melaksanakan pembelajaran,
(3)
melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan, dan
(4)
tindak lanjut.
2. Teknik Kegiatan Refleksi
Pembelajaran
Adapun teknik kegiatan refleksi pembelajaran antara lain
(1) penilaian guru oleh
peserta didik, (2) evaluasi proses dan hasil belajar, (3)
diagnosis kesulitan belajar,
dan (4) penilaian guru oleh teman sejawat.
3. Penelitian
Tindakan Kelas (PTK)
a. Empat
jenis penelitian tindakan kelas, yaitu:
1) Penelitian Tindakan
Kelas Diagnostik.
2) Penelitian Tindakan Kelas
Partisipan.
3) Penelitian Tindakan Kelas
Empiris.
4) Penelitian Tindakan Kelas
Eksperimental (Chein, 1990).
b. Model
Penelitian Tindakan Kelas
Pada modul ini dikenalkan tiga model penelitian tindakan
kelas yaitu,
1) Model Penelitian Tindakan
Kelas menurut Kurt Lewin
2) Model Penelitian Tindakan
Kelas Menurut Kemmis & McTaggart
3) Model Penelitian Tindakan
Kelas menurut John Elliot
c. Tahap
Penelitian Tindakan Kelas (Siklus Penelitian)
1) Tahap Perencanaan Tindakan
2) Tahap
Pelaksanaan Tindakan
3) Tahap
Pengamatan (observasi)
4) Tahap
Refleksi
d. Tahapan
Penyusunan Proposal Penelitian Tindakan kelas
(1) menentukan judul penelitian,
(2) menyusun latar
belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
(3) menentukan teori pendukung, kerangka berfikir dan
hipotesis tindakan,
(4) menentukan metodepenelitian, dan
(5) menyusun instrumen penelitian.
mantappp
BalasHapus